I
KARBOHIDRAT
A.
PENDAHULUAN
Karbohidrat
merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai
penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Senyawa karbohidrat adalah
polihidroksi aldehida atau polihidraksi keton yang mengandung unsur-unsur karbon
(C), hydrogen (H), dan oksigen (O) dengan rumus empiris total (CH2O)n.
Karbohidrat
dibagi dalam 3 golongan :
·
Monosakarida, contoh
: glukosa, manosa, arabinosa
·
Oligisakarida, contoh
: sukrosa,laktosa,maltosa
·
Polisakarida, contoh
: selullosa,amilum
Pada umumnya
karbohidrat berbentuk kristal putih, larut sedikit dalam pelarut organik,
tetapi larut dalam air dengan baik, kecuali beberapa polisakarida. Karbohidrat
mempunyai beberapa sifat penting yakni dapat beroksidasi, bereduksi,
berkondensasi, berpolimerasi serta dapat membentuk ikatan glikosida.
Semua jenis
karbohidrat, baik monosakarida, disakarida, maupun polisakarida akan berwarna
merah-ungu bila bila larutannya dicampur dengan beberapa tetes larutan
alpha-naftol dalam alkohol dan ditambahkan asam sulfat pekat, sehingga tidak
bercampur. Warna ungu akan tampak pada bidang batas antara kedua cairan. Sifat
ini dipakai sebagai dasar uji kualitatif adanya karbohidrat dalam suatu bahan
dan dikenal dengan uji Molish.
Berbagai uji kualitatif
dapat dilaksanakan untuk menentukan kehadiran karbihidrat antara lain : Uji
Yodium, Uji Molish, Uji Reduksi, Uji Benedict, Uji Seliwanof, Uji Barfoed, Uji
Tauber, Uji Osazon, Hidrolisa Polisakarida dan Uji Bial. Skema identifikasi
karbohidrat secara kualitatif dapat dilihat pada Ilustrasi 1.
Ilustrasi 1
DIAGRAM ALUR IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT SECARA KULITATIF
|
BAHAN
|
Karbohidrat
|
Bukan KH
|
Polisakarida
Amilum : biru
Glikogen :
merah
Dekstrim :
coklat
|
Non polisakarida
Glukosa, galaktosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, maltosa
|
Gula pereduksi
Glukosa,
galaktosa, fruktosa, arabinosa,laktosa, maltosa
|
Non pereduksi
Sukrosa
|
Monosakarida
Glukosa, galaktosa, fruktosa
|
Disakarida
Laktosa, maltosa
|
Laktosa
|
Maltosa
|
Pentosa :
arabinosa
|
Heksosa :
Glukosa, galaktosa, fruktosa
|
Ketosa :
fruktosa
|
Aldosa :
Glukosa, galaktosa
|
Galaktosa
|
Glukosa
|
+
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
+
|
-
|
-
|
-
|
+
|
Uji
Molish
Uji
Iodium
Uji Benedict
Uji
Barfoed
Uji
Osazon
Uji
Bial
Uji
seliwanoff
Uji
Asam Musat
PERSIAPAN CONTO SAMPEL
Persiapan
conto/sampel harus disiapkan juga dengan baik dan benar. Sebelum menentukan jenis
karbohidrat yang terdapat dalam suatu bahan, maka harus diperiksa terlebih
dahulu conto/sampel tersebut apakah berbentuk padat atau larutan. Mungkin saja
bahan terdiri dari atas satu atau dua jenis karbohidrat. Larutan yang bersifat
alkali, perlu dinetralkan terlebih dahulu atau buat sedikit asam dengan HCL
encer. Di bawah ini langkah kerja penyiapan larutan sampel yang digunakan dalam
praktikum.
Persiapan sampel
1.
Jagung,dedak
atau rumput, dikeringkan pada suhu 500C selama 48 jam. Kemudian
ditumbuk sampai halus.
2.
Masukan
100 gr bahan halus sample (no 1 ) ke dalam labu erlenmeyer dan larutkan dengan
1000 ml aquadest. Didihkan selama 1 jam ( sewaktu-waktu perlu di aduk ).
3.
Dalam
keadaan panas-panas saring dengan bantuan kertas filter.
4.
Filtrat
yang diperoleh, siap dijadikan larutan conto
B.
PENENTUAN
KARBOHIDRAT
a.
Uji
Yodium
Tujuan
:
Menentukan karakteristik pati/amilum
melalui Uji yodium yang merupakan Uji umum untuk amilum.
Prinsip
:
Polisakarida dengan penambahan
iodium akan membentuk kompleks adsorpsi berwarna yang spesifik. Amilum atau
pati dengan yodium akan menghasilkan warna biru, dektrin menghasilkan warna
merah anggur, sedangkan glikogen dan sebagian pati yang terhidrolisis bereaksi
dengan iodium membentuk warna merah coklat.
Alat
dan bahan :
1.
Plat
tetes
2.
Pipet
3.
Larutan
sampel ( amilum, larutan jagung, larutan dedak, glikogen )
4.
Pereaksi
( larutan yodium encer )
Cara
kerja :
1)
Sediakan
plat tetes, isis dengan 1 tetes larutan amilum
2)
Tambahkan
1 tetes larutan yodium encer
3)
Perhatikan
warna biru yang terjadi
4)
Ulangi
percobaan ini dengan menggunakan larutan : glikogen, dekstrin, da larutan
sampel yang akan di periksa.
5)
Periksalah
larutan pati tersebut secara mikroskopik dan gambar bentuk granulanya.
b. Uji molish :
Mengidentifikasi
kandungan karbohidrat dalam sampel
Prinsip :
Pembentukan furfural
atau turunan-turunannya dari karbohidrat yang didehidrasi oleh asam pekat, yang
kemudian bereaksi dengan alpha-napthol senyawaan berwarna. Hasil reaksi yang
negatif menunjukan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung karbohidrat. (Hasil
reaksi yang negatif menunjukan bahwa larutan yang diperiksa tidak mengandung
krbohidrat). Uji Molish merupakan uji umum Karbohidrat.
Alat dan bahan :
1.
Lima
buah tabung reaksi
2.
Pereaksi
Molisah dan larutan H2SO4 pekat
3.
Larutan
sampel
4.
Pipet
tetes
Cara
kerja :
1)
Sediakan 5 buah tabung reaksi, masing-masing
tabung di isi sebagai berikut :
a.
3
ml contoh + 5 tetespereaksi molish
b.
1
ml glukosa 1% + 5 tetes pereaksi Molish
c.
1
ml fruktosa 1% + 5 tetes pereaksi Molish
d.
1
ml maltosa 1% + 5 tetes pereaksi Molish
e.
1
ml arabinosa 1% + 5 tetes pereaksi Molish
2)
Pada masing-masing tabung, tambahkan
perlahan-lahan melalui dinding tabung sebanyk
3 ml H2SO4 pekat.
3)
Warna
ungu kemerah-merahan pada batas kedua cairan tersebut menyatakan reaksi positif
4)
Bandingkan
kelima reaksi tersebut. Catat dan terangkan hasilnya!
c. Uji Barfoed
Tujuan
:
Membedakan antara monosakarida
dan disakarida
Prinsip :
Ion Cu2+ (dari
pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula
reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan Cu2O
berwarna merah bata.
Alat dan
bahan :
1.
Sukrosa,
laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan masing-masing dalam larutan
1%
2.
Pereaksi
Barfoed
3.
Alat
pemanas
4.
Tabung
reaksi
5.
Pengatur
waktu
6.
Penjepit
tabung
7.
Ppipet
tetes
Cara
kerja :
1)
Sedikan
2 buah tabung reaksi diisi masing-masing dengan :
a.
0,5
pereaksi Barfoed + 0,5 ml larutan contojagung atau dedak
b.
0,5
pereaksi Barfoed + 2,5 tetes glukosa 1%
2)
Panaskan
dalam penangas air mendidih selama 3 menit dan didinginkan dalam air mengalir
(kran) selama 2 menit
3)
Tambahkan
pada setiap tabung 0,5 ml pereaksi warna phospomolibdat sambil dikocok
4)
Perubahan
warna dari hijau kekuning-kuningan menjadi biru tua menunjukan hasil yang
positif adanya monosakarida.
5)
Catat
hasilnya dan terangkan reaksinya (bandingkan hasil reaksi tabung A dan B)
d. Uji Benedict
Tujuan :
Membuktikan kehadiran gugus
aldehid atau keton bebas pada karbohidrat yang dapat mereduksi ion-ion logam
tertentu (Cu dan Ag)/ gula reduksi
Prinsip :
Pereaksi Benedict mengandung
cupri sulfat, natrium karbonat dan natrium sitrat. Pereaksi ini dapat direduksi
oleh karbohidrat pereduksi yang mempunyai gugus aldehida dan keton bebas
membentuk endapan merah bata dari kuprooksida (Cu2O).
Alat dan
bahan :
1.
Amilum,
glikogen, dektrin, sukrosa, laktosa, maltosa, galaktosa, fruktosa, glukosa dan
arabinosa masing-masing dalam larutan 1%.
2.
Pereaksi
Benedict
3.
Alat
pemanas air
4.
Tabung
reaksi
5.
Pipet
tetes
6.
Penjepit
tabung
7.
Pengatur
waktu
Cara kerja
:
1)
Sediakan
2 buah tabung reaksi, isi masing-masing dengan :
a.
3
ml larutan Benedict + 1 ml larutan conto
b.
3
ml larutan Benedict + 3,5 tetes glukosa 1%
2)
Campur
baik-baik dan panaskan dalam penangas air mendidih selama 5 menit atau
dipanaskan langsung di atas api sampai mendidih.
3)
Dinginkan
dan amati warna yang terjadi dari mulai hijau, hijau kuning, kuning merah
hingga merah bata. Perubahan warna ini memberikan cara semi kuatitatif adanya
sejumlah gula yang meredukasi.
4)
Bila
percobaan di atas positif, lakukan pengenceran conto 10 kali. Bila dengan conto
yaang diencerkan masih juga positif, lakukan pengenceran conto 100 kali dan
seterusnya sampai diperoleh hasil percobaan yang negatif
5)
Bandingkan
tabung (a) terhadap (b), catat hasilnya dan terangkan proses kimia yang
terjadi!
e. Uji seliwanof
Tujuan :
Membuktikan adanya gugus
ketosa (fruktosa)
Prinsip :
Dehidrasi fruktosa oleh HCL
pekat menghasilkan hidroksimetilfurfural dan dengan penambahan resorsinol akan
mengalami kondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna merah orange.
Alat dan
bahan
1.
Dedak,
jagung, amilum, sukrosa, maltosa dan glukosa masing-masing dalam larutan 1%
2.
Pereaksi
seliwanoff
3.
Alat
pemanas air
4.
Pengatur
waktu
5.
Tabung
reaksi
6.
Pipet
tetes
7.
Jepit
tabung
Cara
kerja :
1)
Sedikan
beberapa tabung reaksi masukan kedalam masing-masing tabung reaksi 3 ml
pereaksi seliwanoff lalu tambahkan 5-10 tetes larutan conto panaskan di atas
api langsung selama 30 detik atau dalam penangas air mendidih selama 1 menit.
2)
Lakukan
hal yang serupa pada larutan glukosa 1% 3-5 tetes.
3)
Perhatikan
warna yang terjadi
a.
Warna
merah menunjukan bahwa reaksi positif
b.
Bila
larutan conto mengandung ketosa yang tinggi, maka kemungkinan terjadi endapan.
Endapan ini harus disaring dan dilarutkan lagi dalam kertas saring dengan
alkohol. Endapan akan larut dan berwarna merah.
4)
Catat
hasilnya dan terangkan proses kimia yang terjadi!
Bandingkan
tabung yang pertama dengan kedua. Uji ini adalah khusus bagi ketosa, akan
tetapi jika kandungan glukosa terlalau tinggi dapat mengganggu, yang serupa,
sebab akan menghasilkan warna yang serupa.
f.
Uji
Osazon
Tujuan :
Membedakan bermacam-macam
karbohidrat dari gambar kristalnya.
Prinsip :
Semua karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehide atau keton bebas akan membentuk hidrazone atau osazon
bila dipanaskan bersama fenilhidrazine berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai
bentuk kristal dan titik lebur yang spesifik. Osazon dari disakarida larut
dalam air mendidih dan terbentuk aldehide dan keton yang terikat pada
monomernya sudah tidak bebas, sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam
air mendidih.
Alat dan
bahan :
1.
Sukrosa,
laktosa, maltosa, galaktosa dan glikosa
2.
Fenilhidrazine/hidroklorida
3.
Natrium
asetat
4.
Mikroskop
5.
Alat
pemanas
6.
Tabung
reaksi
7.
Pipet
ukur
Cara kerja
:
1)
Sedikan
7 tabung reaksi, masing-masing diisi dengan larutan glukosa, ffruktosa,
maltosa, arabinosa, pati dan larutan conto.
2)
Tambahkan
larutan phenil hidrazin HCL dan Natrium asetat (dengan perbandingan 1:4)
sebanyak seujung sendok.
3)
Campur
baik-baik, kemudian panaskan dalam penangas air mendidih selama 30 menit,
angkat dan dinginkan
4)
Perhatikan
kristal yang terbentuk di bawah mikroskop
5)
Catat
dan gambarkan bentuk kristalnya!
g. Uji Bial
Tujuan :
Membuktikan adanya pentose
Prinsip
:
Dehidrasi pentose oleh HCL
pekat menghasilkan furfural dan dengan penambahan orsinol (3,5-dihidroksi
toluene) akan berkondensasi membentuk senyawa kompleks berwarna biru.
Alat
dan Bahan :
1.
Maltosa,
galaktosa, fruktosa, glukosa dan arabinosa dalam larutan 1%
2.
Pereaksi
Bial
3.
HCL
Pekat (37%)
4.
Pengatur
waktu
5.
Penangas
air
6.
Tabung
Reaksi
7.
Penjepit
tabung
8.
Pipet
tetes
Cara kerja
:
1)
Sedikan
4 buah tabung reaksi, isi masing-masing dengan :
a.
5
ml pereaksi + 2ml larutan conto
b.
5
ml pereaksi + 3-5 ml glukosa 1%
c.
5
ml pereaksi + 3-5 ml fruktosa 1%
d.
5
ml pereaksi + 3-5 Gum arab
2)
Panaskan
perlahan-lahan hingga mendidih, kemudian dinginkan, endapan atau larutan
berwarna hijau yang terjadi menunjukan reaksinya yang positif.
3)
Bila
warnannya tidak jelas, encerkan beberapa ml dengan 3 bagian air, lalu tambahkan
1 ml amyl-alkohol, tetapi kadang-kadang terlihat setelah diencerkan dengan air.
4)
Catat
dan terangkan hasil reaksinya.
h. Hidrolisis
Polisakarida
Tujuan :
Mengidentifikasi hasil
hidralisis polisakarida
Prinsip :
Polisakarida terdapat pada
sebagian besar tanaman dalam golongan umbi seperti kentang dan pada biji-bijian
seperti jagung atau padi. Salah contoh polisakarida yang paling umum adalah
pati. Patiterbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas.
Fraksi terlarut disebut amilosa (kurang lebih 20%), dengan struktur
makromolekul linier yang dengan iodium memberikan warna biru. Sebaliknya,
fraksi yang tidak larut disebut amilopektin (kurang lebih 80%) dengan struktur
bercabang. Denagn penambahan iodium, fraksi memberikan warna ungu sampai merah.
Pati dalam suasana asam bila
dipanaskan akan terhidralisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana.
Hasil hidralisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai
tidak berwarna. Hasil akhir hidralisis ditegaskan dengan Uji Benedict dan
Barfoed.
Cara kerja
:
1)
Masukan
10 ml larutan conto (dedak, amilum, dan jagung) ke dalam tabung reaksi lalu
tambahkan 1 ml HCL 10%
2)
Panaskan
dalam penangas air mendidih
3)
Lakukan
Uji yodium setiap 3 menit dengan cara mengambil setetes hidrolisat kedalam plat
tetes dan tambahkan setetes yodium encer
4)
Ulangi
Uji ini setiap 3 menit sampai warna yodium tidak berubah (tetap kuning)
5)
Dinginkan
hidrolisat dan netralkan dengan larutan Na2SO3KH beberapa
tetes atau larutan NaOH 2% dengan menggunakan lakmus sebagai indicator
6)
Larutan
dibagi 2, yang satu dilakukan Uji Benedict dan yang lain dilakukan Uji barfoed,
amati hasilnya!
7)
Catat
pada menit ke berapa hidralisat sempurna!
i.
Uji
Kuantitatif (penetapan kadar glukosa menurut Benedict)
Prinsip
penetapan kadar glukosa menurut benedict Kualitatif, di dalam larutan Benedict
kuantitatif mengandung KCNS dan K4Fe(CN)6. Dengan adanya
KCNS, maka setelah reduksi tidak terjadi endapan merah, tetapi endapan putih
dari CuCNS. Titik akhir titrasi dapat dilihat dengan jelas (dari biru menjadi
putih). K4Fe(CN)6 dalam jumlah kecil membantu supayaCu2O
larut dalam larutan.
Larutan
Benedict Kuantitatif terdiri atas :
Na-Sitrat 200 gr
Na-Karbonat
anhidrida 100 gr
Kalium
Thiosianat 125 gr
CuSO4 18
gr
Kalium
Ferrosianida 5 gr
Air
suling/Aqudest hingga 1 lt
10 ml
Benedict = 1 mg glukosa
Cara kerja
:
1)
10
ml larutan Benedict kuantitatif dan 2 gr Na-karbonat Anhidrous (atau 4 gr
Na-Karbonat Kristal) dimasukan kedalam Erlenmeyer (labu titrasi)
2)
Buret
yang berisi larutan glukosa (dari glukosa contoh ; dedak, jagung, rumput, dan
serum darah) dipasang diatas labu titrasi
3)
Campuran
dalam (1) dipanaskan sampai mendidih
4)
Lakukan
titrasi hingga warna biru cepat hilang
5)
Kadar
glukosa dalam contoh dapat ditentukan
6)
Lakukan
percobaan 3-4 kali sampai hasilnya meyakinkan
7)
Perbedaan
dari 0,1 sampai 0,2 ml dari setiap titrasi menentukan hasil kerja yang baik.
Perhitungan
:
Misal
larutan glukosa yang dipakai x ml
10
ml benedict =10 mg glukosa = x ml
Dalam
100 ml larutan glukosa (sample) terdapat
100/x.
10 mg glukosa = y glukosa
Jadi
kadar glukosa = Y mg
Catatan :
Supaya didapat hasil yang baik
maka :
1.
Sebelum
melakukan titrasi, larutan Benedict harus dipanaskan sampai mendidih dan diaduk
agar Na-Karbonatnya larut.
2.
Mula-mula
turunkan larutan glukosa dari buret dengan cepat sampai terbentuk sedikit
endapan putih dan warna biru mulai berkurang, lalu teteskan perlahan-lahan
hingga warna biru hilang
3.
Pada
waktu titrasi, larutan harus tetap mendidih dan diaduk terus
4.
Bila
larutan menjadi pekat karena terjadi penguapan, dapat ditambahkan aquadest
secukupnya. Penambahan dapat dilakukan beberapa kali.
II
LIPIDA
Lipida
merupakan suatu kelompok senyawa organik yang heterogen, banyak terdapat dalam
tanaman, hewan atau manisia. Lipida tidak mempunyai rumus emperis dan struktur
yang sama tetapi terdiri atas beberapa golongan. Lipida mempunyai sifat tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic non polar seperti eter,
kloroform, aseton, dan benzene.
Lipida
merupakan unsure makanan yang penting, selain kalorinya tinggi, juga mengandung
vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dan asam-asam lemak assensial. Lipida
mencakup minyak, lilin, lemak, dan senyawa yang sejenis. Lipida merupakan
komponen penting dalam membrane sel, termasuk diantaranya fosfolipid,
glikolipid dan dalam sel hewan adalah kolesterol. Kolesterol merupakan senyawa
induk bagi steroid lain yang disintesis dalam tubuh. Steroid adalah
hormon-hormon yang penting seperti hormone korteks, adrenal, hormone seks,
vitamin D, dan asam empedu.
Dalam
latihan berikut ini dilakukan percobaan mengenai sifat-sifat secara umum,
antara lain :
A. Uji kelarutan
Tujuan : mengetahui kelarutan
lipida pada pelarut tertentu
Prinsip : Pada umumnya, lemak
dan minyak tidak larut dalam air, tetapi sedikit larut dalam alcohol dan larut
sempurna dalam pelarut organic seperti eter, kloroform, aseton, benzene, atau
pelarut nonpolar lainnya.
Minyak
dalam air akan membentuk emulsi yang tidak stabil karena bila dibiarkan, maka
kedua cairan akan memisah menjadi dua lapisan. Sebaliknya, minyak dalam soda
(Na2CO3) akan membentuk emulsi yang stabil karena asam
lemak yang bebas dalam dalam larutan lemak bereaksi dengan soda membentuk
sabun. Sabun mempunyai daya aktif permukaan, sehingga tetes-tetes minyak
menjadi tersebar seluruhnya.
1)
Sedikan
6 buah tabung reaksi, masing-masing diisi dengan 2 ml
a.
Air
b.
Alkohol
panas
c.
Alkohol
dingin
d.
Eter
e.
Kloroform
f.
Larutan
natrium karbonat 2%
2)
Teteskan
lemak/minyak ke dalam masing-masing tabung tersebut, catat pada pelarut mana
yang paling sempurna.
3)
Perhatikan
kelarutan minyak/lemak tersebut, catat pada pelarut mana yang palin sempurna
4)
Teteskan
setetes larutan pada kertas saring, perhatikan ada tidaknya noda setelah
menguap, kehadiran lemak ditandai dengan adanya noda.
5)
Bagaimana
kesimpulan anda tentang percobaan ini ?
B. Uji ketidakjenuhan
Tujuan : Mengetahui sifat
ketidakjenuhan minyak atau lemak
Prinsip : Kompoaiai asam lemak
dalam trigliserida terdiri atas asam
lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang
tidak mempunyai ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh adalah asam
lemak yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Sumber
asam lemak jenuh banyak terdapat dalam hewan (lemak hewani) seperti asam
palmitat dan asam stearat, sedangkan asam lemak tidak jenuh kebanyakan berasal
dari tanaman (minyak nabati) dan beberapa di antaranya merupakan asam lemak
esensial seperti asam oleat, asam linoleat, dan asam linolenat.
C C
+ Br2 C C
Br
Br
Cara
kerja :
1)
a.
Larutkan 1 tetes asam oleat dalam 1 ml kloroform
b. Tambahkan 2 atau 3
tetes larutan yod. Hubl.
c. Kocok, warna yod.
Akan segera hilang
d. Ulangi percobaan
(bila mungkin) dengan menggunakan asam palmitat. Apa bedanya ?
2) a.
Sediakan 5 buah tabung reaksi, isi masing-masing 1 ml dengan :
1. Minyak kelapa
(minyak curah)
2. Minyak sawit
kemasan
3. Mentega
4. Margarin
5. Lemak hewan (lemak
sapi)
b. Tambahkan sejumlah kloroform (jumlah yang sama
dengan sample)
c. Tambahkan yod. Hubl tetes demi tetes (setiap
penambahan yod. Hubl lakukan percobaan)
d. Perhatikan perubahan warna yang terjadi ! catat
mengapa demikian ? Apakah gunanya ?
C. Uji Akrolein
Tujuan : Untuk mengetahui
kehadiran gliserol
Prinsip
: Lemak
merupakan ikatan ester antara asam lemakdengan gliserol.
Gliserol
larut dalam air dan alcohol, tetapi tidak larut dalam eter, kloroform, dan
benzene. Pengujian kehadiran gliserol dapat dilakukan dengan uji akrolein.
Cara kerja
Sedikan
3 buah tabung reaksi
1)
Isi
masing-masing dengan :
a.
10
tetes minyak (curah/kemasan)
b.
10
tetes gliserol
c.
10
tetes palmitat
2)
Tambahkan
pada masing-masing tabung reaksi serbuk kalium hydrogen sulfat
3)
Panaskan
hati-hati di atas api langsung, perhatikan asap yang terbentuk (akrolein
ditandai dengan asap putih)
4)
Tuliskan
persamaan reaksi dari pembentukan akrolein ini
5)
Apa
yang dapat disimpulkan dari percobaan ini ?
M. Uji kolesterol
Tujuan : Mengetahui adanya
sterol (kolesterol) dalam suatu bahan secara kualitatif
Prinsip
: Kelompok
lipid seperti fosfolipid dan sterol merupakan komponen penting yang terdapat
dalam membran semua sel hidup. Kolesterol adalah sterol utama yang banyak
terdapat di alam . Untuk mengetahui adanya sterol dan kolesterol, dapat di
lakukan uji kolesterol menggunakan reaksi warna. Salah satu di antaranya ialah
reaksi Lieberman Burchard. Uji ini
positif bila reaksi menunjukan warna yang berubah dari merah, kemudian biru dan
hijau. Warna hijau yang terjadi sebanding dengan konsentrasi kolesterol dalam
bahan.
Cara kerja
Sediakan
tabung reaksi yang kering dan bersih
1)
Isi
dengan 5 tetes conto + 1 ml kloroform + 2ml asam asetat anhidrida + 4 tetes H2SO4pekat
2)
Perubahan
warna dari merah, biru kemudian ungu dan diakhiri dengan warna hijau, menandakan
kehadiran kolesterol (reaksi +)
3)
Buat
seperti reaksi di atas dengan menggunakan 1 ml kolesterol (dalam jumlah
sedikit)
4)
Tugas
: tulis rumus bangun kolesterol dan bandingkan derajat kedua reaksi tersebut
diatas.
III
PROTEIN
A. Uji
komposisi Dasar (Uji komposisi Elementer)
Tujuan
: Mengidentifikasi
adanya unsur-unsur penyusun protein
Prinsip : Semua jenis protein
tersusun karbon (C), hydrogen (H), oksigen (O), dan nitrogen (N). Ada pula
protein yang mengandung sedikit belerang
(S) dan fosfor (P).
Dengan metode
pembakaran atau pengabuan, akan diperoleh unsure-unsur penyusun protein, yaitu
C, H, O, dan N.
Cara kerja
Sediakan beberapa tabung reaksi
bersih dan kering
1)
Masing-masing
diisi dengan sedikit conto padat dan albumin padat (tepung albumin)
2)
Panaskan
dengan secara berangsur-angsur dan perhatikan baunya
3)
Bau
rambut terbakar adalah spesifik untuk senyawa nitrogen
4)
Kegosongan
(warna hitam) menunjukan adanya karbon. Sedangkan kondensasi air di bagian atas
tabung menandakan adanya oksigen dan hidrogen
Sediakan beberapa
tabung reaksi yang bersih dan kering
1)
Masing-masing
diisi dengan sedikit conto padat dan tepung albumin
2)
Setiap
tabung ditambah dengan Kristal NaOH sejumlah 2 kali lebih banyak
3)
Gantungkan
kertas lakmus merah yang basah di bibir tabung
4)
Panaskan
hati-hati perhatikan baunya dan pengaruh perubahan pada kertas lakmus
5)
Bau
ammonia yang keluar dan perubahan kertas lakmus menjadi biru menunjukan adanya
nitrogen dan hydrogen
Sediakan beberapa
tabung yang bersih dan kering
1)
Masing-masin
diisi dengan tepung/larutan conto dan tepung albumin
2)
Tambahkan
masing-masing 5ml NaOH 10%
3)
Didihkan
dan tambahkan 10 tetes larutan pb asetat 5% yang menyebabkan warna larutan
menjadi gelap (hitam)
4)
Tambahkan
dengan hati-hati 1 ml HCl pekat dan perhatikan bau khas yang terjadi
5)
Perhatikan
3) dan 4)
·
Terangkan
perbedaan antara hasil kedua percobaan di atas
·
Bila
mungkin ulangi kedua percobaan terhadap tepung gelatin
B. Uji Biuret
Tujuan
: Membuktikan adanya molekul-molekul peptide dari protein
Prinsip : Ion Cu2+ (dari pereaksi biuret)
dalam suasana basa akan bereaksi dengan polipeptida atau ikatan-ikatan peptide
yang menyusun protein membentuk senyawa kompleks berwarna ungu (violet). Reaksi
biuret positif terhadap dua buah ikatan peptide atau lebih, tetapi negatif untuk
asam amino bebas atau peptida. Reaksi pun positif terhadap senyawa-senyawa yang
mengandung dua gugus : - CH2NH2 – CSNH2 – C(NH)NH2, dan –
CONH2.
Biuret adalah senyawa denmgan
dua ikatan peptide yang terbentuk pada pemanasan dua molekul urea.
Cara kerja
Sediakan
beberapa tabung reaksiyang bersih dan kering
1)
Sediakan
4 tabung reaksi yang bersih, lalu masing-masing isilah dengan larutan albumin,
kasein, gelatin sebanyak 2 ml
2)
Tambahkan
pada setiap tabung 1 ml NaOH 10 % dan 3 tetes CuSO4 0,2%
3)
Campurlah
dengan baik
4)
Amati
perubahan warna yang terjadi
C. Uji Ninhidrin
Tujuan :Membuktikan adanya
asam amino bebas dalam protein
Prinsip
:
Semua asam amino atau peptida yang mengandung asam α-amino bebas akan bereaksi
dengan ninhidrin membentuk senyawa kompleks berwarna biru. Namun, prolin dan hidroksiprolin menghasilkan senyawa berwarna kuning.
Cara kerja
1)
Sediakan
tabung reaksi masukan 1 ml larutan conto ditambah dengan 1 ml 0,1 M buffer asam
asetat (pH – 5) dan 20 tetes 0,1 % larutan ninhidrin. Panaskan di atas penangas
air mendidih selama 10 menit dan perhatikan warna biru yang terbentuk. Tuliskan
persamaan reaksinya.
2)
Lakukan
uji nin dengan albumin 2%
D. Uji Xantoprotein
Tujuan :
Membuktikan
adanya asam amino tirosin, triptofan, atau fenilalanin yang terdapat dalam
protein
Prinsip
:
Reaksi pada uji xantoprotein didasarkan pada nitrasi inti benzene yang terdapat
pada molekul protein. Jika protein yang mengandung cicin benzene (tirosin,
triptofan, dan fanilalanin) ditambahkan asam nitrat pekat, maka terbentuk
endapan putih yang dapat berubah menjadi kuning sewaktu dipanaskan. Senyawa
nitro yang terbentuk dalam suasana basa akan terionisasi dan warnanya berubah
menjadi jingga.
Cara
kerja
1)
Sediakan
beberapa tabung reaksi
2)
2
ml larutan conto + 0,5 ml HNO3
pekat, perhatikan endapan putih yang terbentuk lalu panaskan hati-hati
hingga terbentuk warna kuning. Dinginkan dibawah air kran lalu tambahkan
hati-hati larutan NaOH 10% atau NH4OH hingga basa, ditandai dengan
terjadinya perubahan warna kuning menjadi kuning tua, kemudian jingga.
E. Pembentukan Endapan
dengan Asam dan Alkali
1)
Sediakan
3 tabung reaksi yang bersih dan masing-masing isilah dengan larutan albumin,
gelatin sebanyak 2 ml
2)
Tabung
pertama teteskan dengan satu tetes HCl pekat, lalu catat perubahan yang
terjadi, lalu kocok perlahan-lahan dan panaskan dengan hati-hati. Catat
perubahan yang terjadi.
3)
Tabung
kedua ditambahkan dengan asam asetat glacial.
4)
Tabung
ketiga ditambah dengan larutan NaOH 10%
5)
Bagaimana
pengaruh ketiga zat tersebut terhadap pengendapan protein dalam larutan conto
dan albumin 2%. Jelaskan
S. Pembentukan Endapan
dengan Garam dari Logam Berat
1)
Sediakan
beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering
2)
Masukan
2 ml larutan conto + 1 tetes larutan 0.2% CuSO4 hingga terjadi
endapan dan perhatikan setiap perubahan yang terjadi pada setiap kali
penetesan. Perhatikan apakah endapan yang terbentuk dan apakah endapan ini
permanen atau lebih melarut kembali pada penambahan reagen berlebih
3)
Ulangi
percobaan 2) dengan menambahkan larutan 2% pb asetat, 2% CuSO4, 2%
Hgcl2, dan 2% FeCl3.
F. Pengendapan Protein
oleh asam-asam kompleks
Cara
kerja
1)
Sediakan
4 tabung reaksi, masing di isi dengan 2 ml larutan conto
2)
Tabung
pertama + tetes demi tetes asam pikrat jenuh
3)
Tabung
kedua + tetes demi tetes larutan T.C.A
4)
Tabung
ketiga + tetes demi tetes larutan phospotungstat (sebelumnya asamkan dulu
dengan 2% asam asetat
5)
Tabung
ke empat + tetes demi tetes larutan 2% asam phosphomolibdat (sebelumnya
diasamkan dulu dengan 2 tetes larutan asam asetat 2%)
6)
Perhatikan
penambahan sedikit demi sedikit reagen terhadap pengendapan
7)
Ulangi
percobaan di atas dengan 1 ml albumin 2%.
IV
ENZIM
·
Persiapan conto enzim
(air ludah)
1.
Mula-mula
kumur-kumur dahulu
2.
Tampung
air ludah sebanyak 10 cc
3.
10
cc ludah tersebut diencerkan dengan aquadest sampai dengan 20 cc
4.
Conto
siap di analisa
A. Derajat
Keasaman Enzim
Cara
kerja
Teteskan
air ludah di atas kertas lakmus
1)
Lakmus
merah menjadi biru…………………..basa
2)
Lakmus
biru menjadi merah…………………..asam
3)
Lakmus
biru tetap biru………………………...netral
4)
Lakmus
merah tetap merah……………………netral
B. Komposisi
dasar
Cara
kerja
1. Uji
Biuret
Siapkan
beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering
§ Masukan 3 ml larutan conto
+ 2 ml NaOH 10% + 1 tetes larutan CuSO4 0.1%. Campur dengan baik dan
kalau tidak terbentuk warna ungu muda atau ungu, tambahkan lagi beberapa tetes
larutan CuSO4.
2. Uji
Molish
Siapkan
beberapa tabung reaksi yang bersih dan kering
§ Masukan larutan conto
+ 5 tetes pereaksi molish. Campurkan dengan baik, tambahkan perlahan-lahan
melalui dinding tabung sebanyak 3 ml H2SO4 pekat. Warna
kemerahan pada batas ke dua cairan tersebut, dinyatakan reaksi positif.
C. Penentuan
pH optimum
Tujuan
:Membuktikan
bahwa derajat ke asaman (pH) mempengaruhi aktifitas enzim.
Prinsip
:
Enzim bekerja pada kisaran pH tertentu dan umumnya tergantung pada pH
lingkungannya. Enzim menunjukan aktivitas maksimal pada pH optimum, umumnya
antara pH 6-8,0. Jika pH rendah atau tinggi, maka dapat menyebebkan enzim
mengalami denaturasi,sehingga menurunkan aktivitasnya.
Cara
kerja
Sediakan beberapa
tabung reaksi yang bersih dan kering.
1.
Tabung
pertama masukan 1 ml conto + 1 ml amilum + 2 ml HCl 0,4 %
2.
Tabung
kedua masukan 1 ml conto + 1 ml amilum + 2 ml asam laktat
3.
Tabung
ketiga masukan 1 ml conto + 1 ml amilum + 2 ml H2O
4.
Tabung
ke empat masukan 1 ml conto + 1 ml
amilum + 2 ml Na2CO3 1%
Kocok masing – masing
tabung, kemudian disimpan dalam penangas air (370C ) selama 15
menit. Setiap tabung dibagi 2, lakukan
uji Yodium dan uji Benedict.
D. Uji
Aktivitas Kerja Enzim
Cara
kerja
5 ml ektrak jagung + 1
ml air ludah. Simpan dalam penangas air (370C)
·
Setiap
3 menit lakukan uji yodium sampai pada pengujian terakhir uji yodium negative.
·
Hidrolisa
diangkat dan dilakukan uji Benedict dan Barfoed
Ø Uji
Benedict
Tujuan : Membuktikan adanya
gula reduksi
Prinsip
: Gula
yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+
dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
berwarna merah bata.
Cara
kerja
-
1
ml larutan conto + 3 ml larutan benedict, dipanaskan diatas api langsung
Perubahan
warna dan bentuk endapan merah bata menunjukan reaksi positif.
Ø Uji
Barfoed
Tujuan : Membedakan antara
monosakarida dan disakarida
Prinsip
: Ion
Cu2+ (dari pereaksi Barfoed) dalam suasana asam akan direduksi lebih
cepat oleh gula reduksi monosakarida dari pada disakarida dan menghasilkan
endapan Cu2O berwarna merah bata.
Cara kerja
-
1
ml larutan conto + 3 ml larutan Barfoed, dipanaskan di atas api langsung.
Perubahan
warna dan terbentuk endapan merah bata menunjukan reaksi positif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar