Heritabilitas adalah parameter genetik yang mengukur kemampuan suatu
genotipe dalam populasi tanaman untuk mewariskan karakter yang dimiliki atau
suatu pendugaan yang mengukur sampai sejauh mana variabilitas penampilan suatu
genotype dalam populasi tanaman terutama yang disebabkan oleh peranan faktor
genetik (Poelman dan Sleeper, 1995). Heritabilitas mengacu kepada peranan
faktor genetik dan lingkungan terhadap pewarisan suatu karakter tanaman
(Allard, 1960). Heritabilitas merupakan pernyataan kuantitatif dari
faktor keturunan dibandingkan dengan faktor lingkungan dalam memberikan
penampilan akhir.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat dikatakan heritabilitas
merupakan estimasi proporsi keragaman suatu sifat yang disebabkan oleh faktor
genetik relatif terhadap faktor lingkungan. Aplikasi pemuliaan tanaman
tidak dapat lepas dari pengaruh lingkungan yang ada, karena tanman dalam
pertumbuhannya merupakn fungsi dari genotipe dan lingkungan. Respon
tanaman yang spesifik terhadap lingkungan yang bergam mengakibatkan adanya
interaksi antara genotipe dan lingkungan (GXL). Pengaruh interaksi yang
besar secara langsung akan mengurangi kontribusi dari genetik dalam penampilan
akhir.
Ragam fenotipik merupakan fungsi penjumlahan dari ragam genetik, ragam
lingkungan dan ragam interaksi genotipe x lingkungan. Ragam genetik
merupakan ragam yang disebabkan oleh keragaman genetik. Ragam lingkungan adalah
ragam yang ditimbulkan akibat lingkungan yang berbeda. Ragam interaksi
genotipe dan lingkungan adalah ragam yang ada antar genotipe yan sama dalam
lingkungan yang berbeda. Besarnya ragam interaksi dan ragam genetik
tersebut sangat menentukan apakah suatu genotipe mempunyai daya adaptasi yang
luas atau sempit. Genotipe yang mempunyai ragam genetik lebih kecil dibandingkan
ragam interaksi genotipe dan lingkungan maka genotipe tersebut belum stabil
karena penampilannya akhirnya pengaruh lingkungan lebih berkontribusi
mempengaruhi penampilannya.
METODE ANALISIS DATA
Data kuantitatif hasil pengamatan pada dua lokasi, yaitu Cikabayan dan
Cilibende diuji dengan uji F pada anilisis ragam gabungan dengan menggunakan
sofware SAS versi 6.12. Sedangkan untuk analisis uji lanjut antara
genotipe kacang panjang mengunakan uji Duncan pada taraf α 5%. Data
kuantitatif yang diamati pada praktikum ini adalah data bobot dan panjang per
10 buah kacang panjang. Analisis ragam gabungan untuk 2 lokasi disajikan
pada tabel 1.
Tabel
1. Analisis Ragam Gabungan di Dua Lokasi Menggunakan Model
Acak
Sumber
Derajat Bebas Kuadrat Tengah
Nilai harapan
Fhitung
Keragaman
(db)
(KT)
E(KT)
Lokasi
(l-1)
M5
σ2 e + g σ2 r/l + gr σ2 l
M5/M4
Ulangan/Lokasi
l(r-1)
M4
σ2 e + g σ2 r/l
Genotipe
(g-1)
M3
σ2 e + r σ2 gl + rl σ2 g
M3/M2
G X
L
(g-1)(l-1)
M2
σ2 e + r σ2 gl
M2/M1
Galat
l(g-1)(r-1)
M1
σ2 e
Untuk mengetahui bahwa genotipe dan interaksi genotipe x lingkungan
berbeda nyata bisa dilihat dari nilai P > F. Apabila nilai P >
F bernilai kecil dibandingkan dengan taraf uji maka dikatakan berbeda
nyata, dan sebaliknya apabila bernilai besar maka dikatakan tidak berbeda.
Pendugaan komponen ragam genetik, ragam interaksi genotipe dengan lingkungan,
ragam lingkungan , dan ragam fenotipe berdasarkan tabel 1. menurut Gomez dan
Gomez (1984), dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Ragam genetik / σ2 g = (M3 - M2)
; Ragam interaksi G x L / σ2 gl = (M2 - M1)
rl
r
Ragam galat / σ2 e =
M1
; Ragam fenotipe/ σ2 p = σ2 g
+ σ2 gl + σ2 e
Heritabilitas arti luas plot basis = σ2
g
σ2
p
Kriteria dugaan heritabilitas (h) menurut stansfield (1983), sebagai
berikut :
0 < h2 ≤ 20 : rendah
20 ≤ h2 < 50 : sedang
50 ≤ h2 < 100 : tinggi
Untuk menghitung koefisien keragaman genetik (KKG) dihitung dengan
rumus:
KKG = V σ2 g
XT
dimana : σ2 g ragam genetik , dan XT
: Nilai tengah peubah dati total seluru genotipe
HASIL ANALISIS DATA
UJI LANJUT DUNCAN
Berdasarkan analisis data pengamatan bobot dan panjang kacang panjang
pada dua lokasi disajikan pada tabel 2.
Tabel
2. Nilai Tengah Bobot dan Panjang Kacang Panjang pada Dua Lokasi
Genotipe
Bobot (cm)
Panjang buah (cm)
PM
777
206a
58.46a
Lorena
186abc
56.40a
Kencana
120d
49.06b
Jombang
Merah
146bcd
48.58b
Leuwi
Kopo
196ba
48.10b
Hijau
150bcd
46.82b
Pilar
136cd
44.82bc
Cibeureum
130d
43.34bc
Majalengka
118d
43.30bc
Putih
156bcd
40.24c
CV
(%)
23.02
9.16
G x
L
tn
tn
Keterangan : Nilai yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji Duncan pada taraf α 5%.
tn = tidak berbeda nyata
Berdasarkan analisis data dengan software SAS 6.12 interaksi genotipe x
lingkungan untuk bobot dan panjang buah kacang panjang tidak berbeda nyata,
tetapi secara antar genotipe berbeda nyata. Beberapa kemungkinan jawaban
mengenai kenapa tidak ada interaksi genotipe x lingkungan, kemungkinan pertama
adalah jumlah lokasi yang dipakai kurang (hanya dua lokasi) sehingga perlu
diperbanyak lokasi percobaan dan dilakukan perbedaan lokasi berdasarkan
ketinggian tempat, atau tingkat kesuburan lahan. Kemungkinan lain adalah
perlu dilakukan percobaan pada beberapa musim sehingga data kuantitatif yang
teramati akan lebih beragam dan akan mencerminkan perbedaan lingkungan yang
menguji ragam genotipe.
KOMPONEN RAGAM DAN HERITABILITAS
Komponen ragam genetik, ragam interaksi genetik dan lingkungan,
ragam galat, dan nilai pendugaan heritabilitas, dan koefisien keragaman genetik
disajikan pada tabel 3.
Tabel
3. Nilai Ragam Genetik (σ2 g), Ragam Interaksi (σ2
gl ), Ragam Galat
(σ2 e), Ragam Fenotipe (σ2 p), Nilai
pendugaan Heritabilitas (h2)
dan Koefisien Keragaman Genetik (KKG).
Komponen
Bobot Buah
Panjang Buah
Ragam Genetik (σ2 g)
507.85
23.31
Ragam Interaksi (σ2 gl
)
216.10
1.94
Ragam Galat (σ2 e)
1,263.70
19.26
Ragam Fenotipe (σ2 p)
1,987.65
44.50
Heritabilitas (h2)
26
%
52 %
Koefisien Keragaman Genetik
(KKG)
15
%
10 %
Berdasarkan kriteria stansfield (1983) peubah bobot buah memiliki
kriteria sedang (26 %), dan peubah panjang buah kacang panjang memiliki
kriteria tinggi (52 %). Penerapan seleksi langsung untuk memilih genotipe
superior atau perbaikan genetik peubah bobot buah melalui proses hibridisasi
kurang efektif, sedangkan untuk perbaikan genetik peubah panjang buah akan
sangat efektif karena memiliki nilai pendugaan heritabilitas yang tinggi.
Nilai koefisien keragaman genetik yang bertujuan untuk melihat tingkat
keragaman yang ada antar genotipe yang diuji. Koefisien keragaman genetik
(KKG) pada peubah bobot dan panjang buah berkisar 10 % - 15 % ini termasuk
rendah, dengan nilai KKG yang rendah menunjukan tingkat keragaman antar
genotipe yang rendah pula.
Masih Zaman main Game Online dengan banyak akun???
BalasHapusAduh singkarkan itu semua dech
gabung bersama kami di Winning303.
Dengan 1 User ID, Sudah Dapat Bermain 6 Jenis Games Sekaligus :
1. Sportbooks
2. Live Casino
3. Slot Online
4. Lottery
5. Poker Online
6. Sabung Ayam
Tidak ketinggalan ada banyak Bonus Juga loh bersama Winning303 :
Bonus New Member Slot 15%
Bonus New Member Poker 10%
Bonus New Member Sabung Ayam 10%
Bonus New Member Sportsbook & Live Casino 20%
Bonus Deposit 10% Setiap Hari
Bonus Deposit 10% Slot Setiap Hari
Bonus Deposit Sabung Ayam 5%
Bonus Cashback 5-10%
Bonus 100% 7x Kemenangan Beruntun Sabung Ayam
Diskon Togel Hingga 65%
Bonus Rollingan Slot 1%
Bonus Rollingan Poker dan Live Casino 0.5%
Yang Lain Sudah Bergabung...Sekarang Giliran Anda....
Customer Service 24 Jam
Hubungi Kami di :
WA: +6287785425244